LAPORAN PENELITIAN INDUSTRI RUMAH TANGGA
“CERIPING PISANG BU HARYANTI”
Disusun Guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Siti Aesijah, S.Psi, M.Psi
Disusun oleh :
Siti Ani
Munasaroh (1501046002)
PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
Daftar Isi
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Manfaat dan Tujuan
BAB II METODE
PENGUMPULAN DATA
A.
Metode
Penelitian
B.
Pelaksanaan Penelitian (Objek, Waktu, dan Sasaran)
C.
Kegiatan yang
dilakukan (jadwal kegiatan)
BAB III HASIL
PENELITIAN / PENGAMATAN
A.
Profil Industri
Rumah Tangga “ Ceriping Pisang”
B.
Sejarah
Berdirinya Industri Rumah Tangga “
Ceriping Pisang”
C.
Deskripsi Industri Rumah Tangga “ Ceriping Pisang”
D.
Produk
(Uraian tentang produk, nama produk, kemasan, harga,
foto produk)
E.
Manajemen
1)
Manajemen
Operasional (struktur organisasi, nama-nama jabatan dan pemegang jabatan)
2)
Manajemen
Keuangan (administrasi keuangan : keuangan masih dilakukan pemilik atau sudah
ada yg pegawainya, teknik pembukuan)
3)
Manajemen
kepegawaian (hak dan kewajiban pegawai, jml pegawai, nama-nama pegawai, job
deskription, cara / sistem kerja, waktu
kerja, sistem penggajian)
4)
Manajemen
pemasaran (strategi pemasaran : cara pemasaran, segmen pasar, target)
5)
Pelayanan
(uraian pelayanan, langsung / tidak langsung)
6)
Kekuatan dan
Kelemahan Usaha
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
Lampiran-lampiran :
1.
Foto tempat usaha,
lokasi, cara kerja, palayanan
2.
Foto produk
3.
Denah lokasi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Usaha adalah
salah satu kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk mencapai keberhasilan guna
memenuhi kebutuhan finansial yang dikembangkan oleh pemilik Usaha terbagi
menjadi tiga yaitu usah kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Walaupun
tingkatnya berbeda namun dalam menjalankannya sama-sama dibutuhkan tanggung
jawab dan keberanian dalam menerima resiko. Serta cara pengembangannya pun
relatif sama.Istilah wirausaha diperkenalkan oleh Prof. Dr. Suparman
Sumahamijaya pada tahun 1975 dengan menjabarkan dalam istilah aslinya yaitu
entrepreneur, dalam arti mereka yang memulai usaha baru, menanggung segala
resiko, dan mendapatkan keuntungan.Kata “Wirausaha” merupakan terjemahan dari
istilah bahasa inggris entrepreneur,
yang artinya adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk melihat dan
menilai kesempatan peluang bisnis. Saya menggambarkan pengusaha sebagai orang
yang mampu memindahkan sumber-sumber ekonomi dari tingkat produktivitas rendah
ke tingkat produktivitas tinggi karena mampu menghasilkan produk yang lebih banyak.
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Menurut dari segi etimologi
(asal-usul kata ). Wira, artinya
pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, gagah berani, berjiwa besar, dan
berwatak agung. Usaha, artinya
perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi, wirausaha adalah pejuang atau
pahlawan yang berbuat sesuatu. Wirausaha dapat mengumpulkan sumber daya yang di
butuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya, dan mengambil tindakan yang
tepat guna untuk memastikan keberhasilan usahanya. Wirausaha ini bukan faktor
keturunan atau bakat, tetapi sesuatu yang dapat dipelajari dan dikembangkan. Dalam
kewirausahaan perlu adanya pengembangan usaha, yang dimana dapat membantu para
wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan
dijadikan produk yang akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini
diperlukannya jiwa seseorang wirausaha yang soft skill yang artinya adanya ketekunan
berani mengambil resiko, terampil, tidak mudah putus asa, mempunyai kemauan
terus belajar, memberi pelayanan yang terbaik kepada konsumen, bersikap ramah
terhadap konsumen, sabar, pandai mengelola dan berdo’a. Salah satu wirausaha
yang dapat dijalankan yaitu bisnis kuliner. Kegiatan ini memang tidak pernah
mati.” Bagaimana bisa seperti itu? ya,
bisnis ini memang semakin tumbuh subur seiring dengan perkembangan jumlah
penduduk dan gaya hidup yang ingin serba cepat tersaji. Sadar atau tidak, dengan
pertumbuhan penduduk yang semakin banyak maka semakin banyak pula kebutuhan
pangan yang harus disediakan. Adapun makan adalah kebutuhan utama bagi seluruh
makhluk hidup, tidak hanya manusia tetapi hewan serta tumbuhan juga membutuhkan
makan. Sebab makanan itulah yang nantinya akan diolah dan dijadikan sumber
energy, sehingga kita dapat terus beraktivitas. Wirausaha adalah seseorang yang
bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan
usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan
mengelola, mengendalikansemua usahanya.Istilah kewirausahaan, kata dasarnya
berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris di kenal dengan
between take ratau go between. Pada abad pertengahan istilah entrepreneur
digunakan untuk menggambarkan seseorang actor yang memimpin proyek
produksi,Konsepwirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter,
yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan
memperkenalkan barang dan jasa yang baru.Kewirausahaan memiliki arti yang
berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat
dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan
kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment)Seorang wirausahawan membeli
barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang
dengan harga tidak menentukan Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana
seseorang menghadapi risiko ata ketidakpastian Kewirausahaan berasal dari kata
wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan,
berbudi luhur, gagah beranidan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal,
bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan
yangberbuat sesuatu.
B. Manfaat dan
Tujuan Penelitian
Penyusunan
laporan penelitian merupakan salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan. Selain
itu laporan penelitian ini tentu saja didasari maksud dan tujuan tertentu,
diantaranya :
1)
Mengetahui industri
rumah tangga di daerah kota Purwodadi.
2)
Membuka wawasan
tentang ide kreatif kewirausahaan.
3)
Menumbuhkan
jiwa kewirausahaan dalam segala aspek kehidupan.
4)
Melatih diri dalam menumbuhkan semangat kewirausahaan.
BAB II
METODE
PENGUMPULAN DATA
A.
Metodologi penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan tersebut
dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara bersifat tidak terstruktur dengan menggunakan
pedoman wawancara yang berkembang sesuai kebutuhan di lapangan. Pengamatan yang
dilakukan bersifat non-partisipatif. Dokumentasi didapatkan dari observasi langsung dirumah produksi .
B. Pelaksanaan Penelitian (Objek,
Waktu, dan Sasaran)
Hari / Tanggal : Minggu, 6
Nopember 2016
Waktu
: 09.30 - selesai
Tempat : rumah usaha
pembuatan ceriping pisang (dusun Pucang Desa Jono Rt.01/Rw.08 Kec. Tawangharjo
Kab. Grobogan Kota Purwodadi
Telepon : 0852-2588-8568
Narasumber : Ibu Haryanti
(pemilik usaha)
Metode : Tanya jawab dan pengamatan langsung.
Pewawancara : Siti ani Munasaroh
C. Kegiatan yang
dilakukan (jadwal kegiatan)
Kegiatan observasi ini
dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 6 Nopember 2016 yang dimulai pada pukul
09.30 Kegiatan ini dimulai dengan
observasi atau pengamatan langsung proses pembuatan ceriping pisang. Setelah itu dilakukan acara wawancara kepada pemilik usaha. Semua
kegiatan tadi dilaksanakan di rumah produksi cerping pisang bu haryanti.
Setelah kegiatan observasi, wawancara selesai lalu dilakukan sesi foto-foto
bersama pemilik usaha dan karyawan.
BAB III
HASIL PENELITIAN
A.
Profil Industri Rumah Tangga “ Ceriping Pisang”
Nama Usaha
|
:
|
Ceriping Pisang “UPKKS ANGGREK”
|
Alamat
|
:
|
Dsn. Pucang Rt.01/Rw.8. Ds.Jono
Kec. Tawangharjo.Kab Grobogan Kota Purwodadi
|
No. Telpon
|
:
|
0852-2588-8568
|
Email
|
:
|
|
Jenis Usaha
|
:
|
Ceriping Pisang
|
Bentuk Usaha
|
:
|
Industri Rumah Tangga (Pembuatan
Ceriping Pisang)
|
No. Ijin Usaha
|
:
|
P.IRT. NO.2143315010154-19
|
-
No. SIUP
|
:
|
0154/33.15/2014
|
-
No. TDP
|
:
|
|
NPWP
|
:
|
|
Nama Pemilik
|
:
|
Ibu Haryanti
|
Omzet Per Bulan
|
:
|
Omzet tergantung orderan
|
Omzet Per Tahun
|
:
|
Omzet tergantung orderan
|
Jumlah Karyawan
|
:
|
3 orang dan beberapa pegawai yang
bersifat lepas
|
Upah
Minimum Karyawan
|
:
|
25k/hari atau bekerja jika ada
bahan
|
Catatan :
1. Kelemahan
(permasalahan) :
a. Omset
tergantung dengan orderan
b. Sulit
mendapat pemasok pisang
c. Omzet
ramai pada bulan-bulan tertentu (misalnya ramai pada bulan-bulan orang banyak
punya gawe dan saat lebaran)
d. Kalau
pesanan banyak kesulitan menambah tenaga kerja.
e. Pemasaran
kurang luas
2. Kelebihan
(kekuatan)
a. Rasa
ceriping yang manis dan renyah sangat disukai pelanggan
b. Pemanis
ceriping menggunakan pemanis alami
c. Warna
criping cerah dan bersih sehingga banyak disukai pelanggan
d. Harga
criping relatif murah (Rp.6000/200gr)
B.
Sejarah
Berdirinya Industri Rumah tangga “Ceriping Pisang”
Di zaman dengan keadaan perekonomian yang sudah semakin sulit ini banyak sekali
persaingan di berbagai bidang perekonomian di dalam kehidupan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah
persaingan dalam dunia wirausaha. Hal ini memicu para wirausahawan untuk
berusaha terus maju dalam memperbaiki usahanya.Apabila usahanya ingin tumbuh
dan berkembang dengan baik dalam mengikuti perkembangan zaman, maka wirausaha
tersebut harus dapat mengantisipasi perkembangan ekonomi yang semakin
kompetitif dengan melakukan strategi yang tepat agar tidak tersisih dalam persaingan.
Selain itu wirausaha juga harus dapat mengantisipasi kecenderungan ekonomi di
masa mendatang dan harus dapat bersaing dengan wirausaha lain yang bergerak di
bidang yang sama. Hal itu dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan
kemajuan usahanya. Contoh usaha yang sederhana namun banyak mengurangi jumlah pengganguran
di kota Purwodadi adalah home industri. Home industri termasuk jenis usaha
kecil yang biasanya dilakukan di rumah. Kegiatan usaha ini telah menjamur kota Purwodadi.
Salah satu home industri di Purwodadi adalah “Ceriping Pisang” usaha ini
dimiliki oleh seorang perempuan tangguh bernama Ibu Haryanti. Usaha ini
beralamat di Dusun Pucang Rt.01/Rw.8. Desa Jono Kec. Tawangharjo.
Kab Grobogan Kota Purwodadi. Usaha ini dimulai sekitar tahun 2013 awalnya Ibu
Haryanti mencoba-coba membuat ceriping pisang kemudian dititipkan
diwarung-warung kecil sebelah rumah. karena rasanya manis dan renyah tetangga
sekitar mulai tertarik dan langsung memesan kepada ibu Haryanti. Ceriping
pisang sering dikonsumsi untuk camilan maupun oleh-oleh, dengan modal sedikit
dan dukungan dari keluarga serta tetangga sekitar, Bu Haryanti mengembangkan
usahanya sampai sekarang. Tak jarang beliau mendapatkan rugi karena terkadang
pisang untuk bahan ceriping matang sebelum waktunya. Namun beliau tetap tegar
dan mengembangkan usahanya sedikit demi sedikit.
C.
Deskripsi
Industri Rumah Tangga “ Ceriping Pisang”
Industri rumah tangga pembuatan ceriping ini berdiri sejak tahun 2013.
Dimulai dari ide ibu Haryanti mencoba-coba membuat ceriping pisang dari bahan
pisang bog (read: Gablog, Jawa) yang dititipkan diwarung-warung sekitar rumah.
karena rasanya yang manis dan renyah banyak tetangga sekitar yang berminat dan
langsung pesan kepada Ibu Haryanti. Awalnya ibu Haryanti hanya membuat ceriping
pisang hanya beberapa sisir pisang sehari, namun karena banyak pesanan ibu
Haryanti dapat membuat 5-6 tandan sehari. Karena dirasa usaha ini sangat
berpeluang, pada tahun 2014 Ibu haryanti medaftarkan usahanya ke dinas
kesehatan dan mencari ijin pendirian industri rumah tangga dan berkembang
sampai sekarang.
Usaha ini memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan. Kekurangan dari usaha
ini yaitu Omset tergantung dengan orderan karena menejemen
pemasaran yang kurang luas, Sulit mendapat pemasok pisang karena belum ada
suplier tetap. Omzet ramai pada bulan-bulan tertentu (misalnya ramai pada
bulan-bulan orang banyak punya gawe dan saat lebaran) Kalau pesanan banyak kesulitan
menambah tenaga kerja karena pegawai tidak tetap atau bersikap lepas. Kelebihan
(kekuatan) dari usaha ini adalah karena proses mencuci dilaksanakan dua kali
sehingga menjadikan Rasa ceriping yang renyah sehingga sangat disukai pelanggan. Pemanis
ceriping menggunakan pemanis alami (pemanis jenis 3T yang sudah teruji di dinas
Kesehatan) Harga criping relatif murah (Rp.6000/200gr) sehingga sering di
konsumsi untuk camilan, oleh-oleh dan sajian ketika lebaran. Dibawah ini akan
disampaikan bahan-bahan dan cara pembuatan ceriping.
1.
Bahan-bahan :
a.
Pisang Bog (yang tua namun belum matang)
b.
Minyak Goreng
c.
pemanis dan garam
d.
pewarna menggunakan essen rasa nanas
2.
Cara Membuat :
a.
Pisang di kupas dan dicuci dulu agar
ketika dipasah tidak licin
b.
Pisang dipasah menjadi bentuk yang diinginkan, namun umumnya pemilik
memotong pisang berbentuk panjang dan pipih
c.
Setelah dipasah pisang dicuci lagi satu persatu (hal ini di lakukan untuk
mendapatkan rasa renyah pada ceriping)
d.
Ceriping di rendam didalam bumbu yang berisi essen, pemanis dan ditambah
garam untuk penyeimbang rasa
e.
Ceriping Pisang digoreng pada minyak yang sudah dipanaskan sampai warna
kuning merekah dan kering
f.
Setelah ceriping pisang kering dan matang diangkat lalu ditiriskan dan
ditunggu diangin-anginkan sampai dingin lalu dikemas dan di press.
D.
Produk (Uraian tentang produk, nama
produk, kemasan, harga, foto produk)

Uraian tentang produk :
1.
Nama produk :
Ceriping Pisang Bu Haryanti
2.
Kemasan :
Plastik bening no 0.10
3.
Harga : Rp. 6000/satu
bungkus isi @200gr
E. Manajemen
1.
Manajemen
Operasional
Struktur Organisasi
Indutri Rumah Tangga “Ceriping Pisang Bu Haryanti”

2. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan
dipegang oleh pemilik usaha ceriping pisang. Laba ditentukan oleh harga pisang
yang sewaktu-waktu bisa naik turun. Saat musim kemarau harga pisang bisa sangat
mahal sehingga pemilik harus memutar otak untuk tetap mendapatkan laba dan
memberi kepuasan pada pelangga. Biasanya pemilik membeli setanda pisang dengan
harga 30-40 ribu pertandan (tergantung dalam satu tandan ada berapa sisir
pisang). Dari setandan pisang biasanya pemilik mendapatkan laba sebanyak 40-60
bersih/ tandan.
3.
Manajemen
kepegawaian (hak dan kewajiban pegawai, jml pegawai, nama-nama pegawai, job
deskription, cara / sistem kerja, waktu
kerja, sistem penggajian)
a.
Hak dan
kewajiban Pegawai
Pegawai di home
industri pembuatan ceriping Pisang ini bisa bersifat tetap dan kadang bersifat
lepas. Pemilik tidak pernah memforsir pekerjaan karyawannya. Pegawai jika ada
pesanan dan ada bahan yang tersedia. Pemilik menerapkan prinsip santai tapi
serius dan pasti. Jadi meskipun pegawai bekerja denga santai namun pesanan
tetap terpenuhi, dan ceriping untuk stok tetap ada.
b.
Jumlah Pegawai dan
Job deskription.
Jumlah pegawai
ada 3 yang kadang bersifat tetap dan kadang bersifat lepas, tak jarang pemilik
mengerjakan pesanan sendirian karena
pegawai memiliki urusan lain yang tidak dapat ditinggalkan. Untuk tugas
masing-masing pegawai tidak tertentu. Atau kadang ditentukan dengan seberapa
banyak pisang yang akan di buat pisang. Ada yang bertugas mencuci, menggoreng,
dan mempacking ceriping pisang. Namun untuk proses mengupas dan memasah pisang
dikerjakan sendiri oleh pemilik usaha.
c.
Waktu Kerja dan
Sistem Penggajian
Waktu kerja
tidak ditentukan oleh pemilik, namun biasanya pengerjaan pembuatan ceriping
dikerjakan dari siang sampai sore hari. Untuk sistem penggajian, jika pegawai
bekerja penuh dalam sehari akan digaji pada hari itu juga yaitu sebanyak Rp.
25.000,-/ hari.
4.
Manajemen
pemasaran (strategi pemasaran : cara pemasaran, segmen pasar, target)
Industri rumah Tangga
pembuatan Ceriping Pisang menggunakan sistem pemasaran dengan cara dipromosikan
dari mulut kemulut oleh para pelanggan, selain itu pemilik juga sering
mengikuti bazar agar masyarakat mengenal produknya. Selain itu pemilik juga
sering di iklankan oleh kelompok usaha industri rumahan “UPPKS ANGGREK”
5.
Pelayanan
(uraian pelayanan, langsung / tidak langsung)
Untuk
layanan pada pelanggan, pemilik akan melayani langsung pelanggan yang datang
untuk membeli ceriping ataupun memesan ceriping.
6.
Kekuatan dan
Kelemahan Usaha
Usaha ini memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan. Kekurangan dari usaha
ini yaitu Omset tergantung dengan orderan karena menejemen
pemasaran yang kurang luas, Sulit mendapat pemasok pisang karena belum ada
suplier tetap. Omzet ramai pada bulan-bulan tertentu (misalnya ramai pada
bulan-bulan orang banyak punya gawe dan saat lebaran) Kalau pesanan banyak
kesulitan menambah tenaga kerja karena pegawai tidak tetap atau bersikap lepas.
Kelebihan (kekuatan) dari usaha ini adalah karena proses mencuci dilaksanakan
dua kali sehingga menjadikan Rasa ceriping yang
renyah sehingga sangat disukai pelanggan. Pemanis ceriping menggunakan
pemanis alami (pemanis jenis 3T yang sudah teruji di dinas Kesehatan) Harga criping
relatif murah (Rp.6000/200gr) sehingga sering di konsumsi untuk camilan,
oleh-oleh dan sajian ketika lebaran.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh termasuk dengan membuka
usaha rumahan ini akan mendatangan keuntungan yang banyak. Namun bukan hanya itu
saja, dengan membuka usaha sendiri atau wirausaha akan mengurangi angka
pengangguran. Turut membangun perekonomian nasional dengan tidak membebani
pemerintah dan masyarakat. Serta meningkatkan produktivitas faktor-faktor
produksi. Sebagaimana yang dilakukan oleh Ibu Haryanti. Beliau dengan sungguh
merintis usaha pembuatan ceriping pisang dari nol. Hampir semua asam garam
kehidupan wirausaha sudah beliau jalani, dari mulai laba besar sampai rugi
besar sudah beliau jalani. Beliau menggunakan sistem pemasaran dengan cara dari
mulut ke mulut sehingga pelanggan lebih yakin dengan produknya. Selain itu
beliau juga sering mengikuti bazar atau pameran agar masyarakat ebih kenal
dengan ceriping pisang produksinya. Selain itu beliau juga sering mengikuti
seminar-seminar kewirausahaan unutk lebih meningkatkan softskill dan
pengalamnya dalam menjalankan usaha yang beliau tekuni. Ketekunan dan keuletan
dari berwirausaha sangat ditentukan dari motivasi dan kemampuan seseorang itu
sendiri. Jika seseorang memiliki motivsi dan niat yang buat namun tidak
memiliki kemampuan dalam bidangnya adalah merupakan hal-hal yang sia-sia.
Begitu pula jika seseorang ahli dalam melakukan suatu hal namun tidak memiliki
niat dan motivasi untuk memulai berusaha juga merupakan kemampuan yang tak
berguna.
B. Saran
Untuk pembaca yang budiman, semoga hasil pengamatn ini membawa banyak
manfaat bagi para pembaca semua. Saran saya untuk pembaca dan untuk diri saya
sendiri yaitu
Sebaiknya dari pada kita
mencari pekerjaan atau bekerja sebagai karyawan. Lebih baik kita menciptakan
lowongan pekerjaan sendiri dengan bekerja sebagai wirausaha agar dapat
meningkatkan perekonomian nasional serta meningkatkan produktivitas produksi.
Selain itu menjadi wirausaha dinilai lebih berpeluang dalam menghadapi MEA dan
krisis moneter yang kapan saja bisa kita jalani.
Sekian hasil penelitian yang dapat saya laporkan, dalam penulisan laporan
tentunya masih banyak tulisan yang perlu diperbaiki, maka dari itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan masukan demi kemajuan pada tulisan selanjutnya.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Dokumentasi
![]() |
![]() |
![]()
gambar 3: pisang yang sudah dikupas dan yang sudah di goreng
|
![]()
gambar 4:
ceriping pisang yang sudah jadi dan siap di pasarkan
|
![]()
gambar 5: proses wawancara dengan pemilik usaha
|
![]()
gambar 6: Foto Bersama dengan keluarga pemilik dan karyawan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar