Senin, 12 Desember 2016

Cara Membuat Ceriping Pisang



 LAPORAN PENELITIAN INDUSTRI RUMAH TANGGA
 “CERIPING PISANG BU HARYANTI”
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Kewirausahaan
Dosen Pengampu : Siti Aesijah, S.Psi, M.Psi


Disusun oleh :

Siti Ani Munasaroh    (1501046002)



PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016




Daftar Isi
Kata Pengantar        
BAB    I           PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Manfaat dan Tujuan
BAB    II         METODE PENGUMPULAN DATA
A.    Metode Penelitian
B.     Pelaksanaan Penelitian  (Objek, Waktu, dan Sasaran)
C.     Kegiatan yang dilakukan (jadwal kegiatan)
BAB    III        HASIL PENELITIAN / PENGAMATAN
A.    Profil Industri Rumah Tangga “ Ceriping Pisang”
B.     Sejarah Berdirinya  Industri Rumah Tangga “ Ceriping Pisang”
C.     Deskripsi  Industri Rumah Tangga “ Ceriping Pisang”
D.    Produk
(Uraian tentang produk, nama produk, kemasan, harga, foto produk)
E.     Manajemen
1)      Manajemen Operasional (struktur organisasi, nama-nama jabatan dan pemegang jabatan)
2)      Manajemen Keuangan (administrasi keuangan : keuangan masih dilakukan pemilik atau sudah ada yg pegawainya, teknik pembukuan)
3)      Manajemen kepegawaian (hak dan kewajiban pegawai, jml pegawai, nama-nama pegawai, job deskription, cara / sistem  kerja, waktu kerja, sistem penggajian)
4)      Manajemen pemasaran (strategi pemasaran : cara pemasaran, segmen pasar, target)
5)      Pelayanan (uraian pelayanan, langsung / tidak langsung)
6)      Kekuatan dan Kelemahan Usaha
BAB    IV        PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
Lampiran-lampiran :
1.      Foto tempat usaha, lokasi, cara kerja, palayanan
2.      Foto produk
3.      Denah lokasi






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Usaha adalah salah satu kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk mencapai keberhasilan guna memenuhi kebutuhan finansial yang dikembangkan oleh pemilik Usaha terbagi menjadi tiga yaitu usah kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Walaupun tingkatnya berbeda namun dalam menjalankannya sama-sama dibutuhkan tanggung jawab dan keberanian dalam menerima resiko. Serta cara pengembangannya pun relatif sama.Istilah wirausaha diperkenalkan oleh Prof. Dr. Suparman Sumahamijaya pada tahun 1975 dengan menjabarkan dalam istilah aslinya yaitu entrepreneur, dalam arti mereka yang memulai usaha baru, menanggung segala resiko, dan mendapatkan keuntungan.Kata “Wirausaha” merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris entrepreneur, yang artinya adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk melihat dan menilai kesempatan peluang bisnis. Saya menggambarkan pengusaha sebagai orang yang mampu memindahkan sumber-sumber ekonomi dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat produktivitas tinggi karena mampu menghasilkan produk yang lebih banyak. Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Menurut dari segi etimologi (asal-usul kata ). Wira, artinya pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, gagah berani, berjiwa besar, dan berwatak agung. Usaha, artinya perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi, wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Wirausaha dapat mengumpulkan sumber daya yang di butuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya, dan mengambil tindakan yang tepat guna untuk memastikan keberhasilan usahanya. Wirausaha ini bukan faktor keturunan atau bakat, tetapi sesuatu yang dapat dipelajari dan dikembangkan. Dalam kewirausahaan perlu adanya pengembangan usaha, yang dimana dapat membantu para wirausahawan untuk mendapatkan ide dalam pembuatan barang-barang yang akan dijadikan produk yang akan dijual. Dalam proses pengembangan usaha ini diperlukannya jiwa seseorang wirausaha yang soft skill yang artinya adanya ketekunan berani mengambil resiko, terampil, tidak mudah putus asa, mempunyai kemauan terus belajar, memberi pelayanan yang terbaik kepada konsumen, bersikap ramah terhadap konsumen, sabar, pandai mengelola dan berdo’a. Salah satu wirausaha yang dapat dijalankan yaitu bisnis kuliner. Kegiatan ini memang tidak pernah mati.” Bagaimana bisa seperti itu?  ya, bisnis ini memang semakin tumbuh subur seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan gaya hidup yang ingin serba cepat tersaji. Sadar atau tidak, dengan pertumbuhan penduduk yang semakin banyak maka semakin banyak pula kebutuhan pangan yang harus disediakan. Adapun makan adalah kebutuhan utama bagi seluruh makhluk hidup, tidak hanya manusia tetapi hewan serta tumbuhan juga membutuhkan makan. Sebab makanan itulah yang nantinya akan diolah dan dijadikan sumber energy, sehingga kita dapat terus beraktivitas. Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola, mengendalikansemua usahanya.Istilah kewirausahaan, kata dasarnya berasal dari terjemahan entrepreneur, yang dalam bahasa Inggris di kenal dengan between take ratau go between. Pada abad pertengahan istilah entrepreneur digunakan untuk menggambarkan seseorang actor yang memimpin proyek produksi,Konsepwirausaha secara lengkap dikemukakan oleh Josep Schumpeter, yaitu sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru.Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment)Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentukan Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko ata ketidakpastian Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah beranidan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yangberbuat sesuatu.
B.     Manfaat dan Tujuan Penelitian
Penyusunan laporan penelitian merupakan salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan. Selain itu laporan penelitian  ini tentu  saja didasari maksud dan tujuan tertentu, diantaranya :
1)      Mengetahui industri rumah tangga di daerah kota Purwodadi.
2)      Membuka wawasan tentang ide kreatif kewirausahaan.
3)      Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam segala aspek kehidupan.
4)      Melatih diri dalam menumbuhkan semangat kewirausahaan.

BAB II
METODE PENGUMPULAN DATA

A.     Metodologi penelitian    
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan tersebut dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Wawancara bersifat tidak terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara yang berkembang sesuai kebutuhan di lapangan. Pengamatan yang dilakukan bersifat non-partisipatif. Dokumentasi didapatkan dari observasi langsung dirumah produksi .
B.     Pelaksanaan Penelitian  (Objek, Waktu, dan Sasaran)
Hari / Tanggal                   : Minggu, 6 Nopember 2016
Waktu                               : 09.30 - selesai
Tempat                              : rumah usaha pembuatan ceriping pisang (dusun Pucang Desa Jono Rt.01/Rw.08 Kec. Tawangharjo Kab. Grobogan Kota Purwodadi
Telepon                            : 0852-2588-8568
Narasumber                       : Ibu Haryanti (pemilik usaha)
Metode                              : Tanya jawab dan pengamatan langsung.
Pewawancara                     : Siti ani Munasaroh
C.    Kegiatan yang dilakukan (jadwal kegiatan)
Kegiatan observasi ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 6 Nopember 2016 yang dimulai pada pukul 09.30  Kegiatan ini dimulai dengan observasi atau pengamatan langsung proses pembuatan ceriping pisang. Setelah itu dilakukan acara wawancara kepada pemilik usaha. Semua kegiatan tadi dilaksanakan di rumah produksi cerping pisang bu haryanti. Setelah kegiatan observasi, wawancara selesai lalu dilakukan sesi foto-foto bersama pemilik usaha dan karyawan.  




BAB III
HASIL PENELITIAN
A.    Profil Industri Rumah Tangga “ Ceriping Pisang”
Nama Usaha
:
Ceriping Pisang “UPKKS ANGGREK”
Alamat
:
Dsn. Pucang Rt.01/Rw.8. Ds.Jono Kec. Tawangharjo.Kab Grobogan Kota Purwodadi
No. Telpon
:
0852-2588-8568
Email
:
Jenis Usaha
:
Ceriping Pisang 
Bentuk Usaha
:
Industri Rumah Tangga (Pembuatan Ceriping Pisang) 
No. Ijin Usaha
:
P.IRT. NO.2143315010154-19
-          No. SIUP
:
0154/33.15/2014
-          No. TDP
:

NPWP
:

Nama Pemilik
:
Ibu Haryanti
Omzet Per Bulan
:
Omzet tergantung orderan
Omzet Per Tahun
:
Omzet tergantung orderan
Jumlah Karyawan
:
3 orang dan beberapa pegawai yang bersifat lepas
Upah Minimum Karyawan
:
25k/hari atau bekerja jika ada bahan








 







Catatan :
1.      Kelemahan (permasalahan)  :
a.       Omset tergantung dengan orderan
b.      Sulit mendapat pemasok pisang
c.       Omzet ramai pada bulan-bulan tertentu (misalnya ramai pada bulan-bulan orang banyak punya gawe dan saat lebaran)
d.      Kalau pesanan banyak kesulitan menambah tenaga kerja.
e.       Pemasaran kurang luas
2.      Kelebihan (kekuatan)
a.       Rasa ceriping yang manis dan renyah sangat disukai pelanggan
b.      Pemanis ceriping menggunakan pemanis alami
c.       Warna criping cerah dan bersih sehingga banyak disukai pelanggan
d.      Harga criping relatif murah (Rp.6000/200gr)
B.     Sejarah Berdirinya Industri Rumah tangga “Ceriping Pisang”
Di zaman dengan keadaan perekonomian yang sudah semakin sulit ini banyak sekali persaingan di berbagai bidang perekonomian di dalam kehidupan  masyarakat, termasuk di dalamnya adalah persaingan dalam dunia wirausaha. Hal ini memicu para wirausahawan untuk berusaha terus maju dalam memperbaiki usahanya.Apabila usahanya ingin tumbuh dan berkembang dengan baik dalam mengikuti perkembangan zaman, maka wirausaha tersebut harus dapat mengantisipasi perkembangan ekonomi yang semakin kompetitif dengan melakukan strategi yang tepat agar tidak tersisih dalam persaingan. Selain itu wirausaha juga harus dapat mengantisipasi kecenderungan ekonomi di masa mendatang dan harus dapat bersaing dengan wirausaha lain yang bergerak di bidang yang sama. Hal itu dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan kemajuan usahanya. Contoh usaha yang sederhana namun banyak mengurangi jumlah pengganguran di kota Purwodadi adalah home industri. Home industri termasuk jenis usaha kecil yang biasanya dilakukan di rumah. Kegiatan usaha ini telah menjamur kota Purwodadi.
Salah satu home industri di Purwodadi adalah “Ceriping Pisang” usaha ini dimiliki oleh seorang perempuan tangguh bernama Ibu Haryanti. Usaha ini beralamat di Dusun Pucang Rt.01/Rw.8. Desa Jono Kec. Tawangharjo. Kab Grobogan Kota Purwodadi. Usaha ini dimulai sekitar tahun 2013 awalnya Ibu Haryanti mencoba-coba membuat ceriping pisang kemudian dititipkan diwarung-warung kecil sebelah rumah. karena rasanya manis dan renyah tetangga sekitar mulai tertarik dan langsung memesan kepada ibu Haryanti. Ceriping pisang sering dikonsumsi untuk camilan maupun oleh-oleh, dengan modal sedikit dan dukungan dari keluarga serta tetangga sekitar, Bu Haryanti mengembangkan usahanya sampai sekarang. Tak jarang beliau mendapatkan rugi karena terkadang pisang untuk bahan ceriping matang sebelum waktunya. Namun beliau tetap tegar dan mengembangkan usahanya sedikit demi sedikit.
C.    Deskripsi  Industri Rumah Tangga “ Ceriping Pisang”
Industri rumah tangga pembuatan ceriping ini berdiri sejak tahun 2013. Dimulai dari ide ibu Haryanti mencoba-coba membuat ceriping pisang dari bahan pisang bog (read: Gablog, Jawa) yang dititipkan diwarung-warung sekitar rumah. karena rasanya yang manis dan renyah banyak tetangga sekitar yang berminat dan langsung pesan kepada Ibu Haryanti. Awalnya ibu Haryanti hanya membuat ceriping pisang hanya beberapa sisir pisang sehari, namun karena banyak pesanan ibu Haryanti dapat membuat 5-6 tandan sehari. Karena dirasa usaha ini sangat berpeluang, pada tahun 2014 Ibu haryanti medaftarkan usahanya ke dinas kesehatan dan mencari ijin pendirian industri rumah tangga dan berkembang sampai sekarang.
Usaha ini memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan. Kekurangan dari usaha ini yaitu Omset tergantung dengan orderan karena menejemen pemasaran yang kurang luas, Sulit mendapat pemasok pisang karena belum ada suplier tetap. Omzet ramai pada bulan-bulan tertentu (misalnya ramai pada bulan-bulan orang banyak punya gawe dan saat lebaran) Kalau pesanan banyak kesulitan menambah tenaga kerja karena pegawai tidak tetap atau bersikap lepas. Kelebihan (kekuatan) dari usaha ini adalah karena proses mencuci dilaksanakan dua kali sehingga menjadikan Rasa ceriping yang  renyah sehingga sangat disukai pelanggan. Pemanis ceriping menggunakan pemanis alami (pemanis jenis 3T yang sudah teruji di dinas Kesehatan) Harga criping relatif murah (Rp.6000/200gr) sehingga sering di konsumsi untuk camilan, oleh-oleh dan sajian ketika lebaran. Dibawah ini akan disampaikan bahan-bahan dan cara pembuatan ceriping.
1.      Bahan-bahan :
a.       Pisang Bog (yang tua namun belum matang)
b.      Minyak Goreng
c.       pemanis dan garam
d.      pewarna menggunakan essen rasa nanas
2.      Cara Membuat :
a.       Pisang di kupas dan dicuci  dulu agar ketika dipasah tidak licin
b.      Pisang dipasah menjadi bentuk yang diinginkan, namun umumnya pemilik memotong pisang berbentuk panjang dan pipih
c.       Setelah dipasah pisang dicuci lagi satu persatu (hal ini di lakukan untuk mendapatkan rasa renyah pada ceriping)
d.      Ceriping di rendam didalam bumbu yang berisi essen, pemanis dan ditambah garam untuk penyeimbang rasa
e.       Ceriping Pisang digoreng pada minyak yang sudah dipanaskan sampai warna kuning merekah dan kering
f.       Setelah ceriping pisang kering dan matang diangkat lalu ditiriskan dan ditunggu diangin-anginkan sampai dingin lalu dikemas dan di press.
D.    Produk  (Uraian tentang produk, nama produk, kemasan, harga, foto produk)
















Uraian tentang produk :
1.      Nama produk : Ceriping Pisang Bu Haryanti
2.      Kemasan : Plastik bening no 0.10
3.      Harga : Rp. 6000/satu bungkus isi @200gr







E.     Manajemen

1.      Manajemen Operasional

Struktur Organisasi
Indutri Rumah Tangga “Ceriping Pisang Bu Haryanti”













                                                       
2.      Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dipegang oleh pemilik usaha ceriping pisang. Laba ditentukan oleh harga pisang yang sewaktu-waktu bisa naik turun. Saat musim kemarau harga pisang bisa sangat mahal sehingga pemilik harus memutar otak untuk tetap mendapatkan laba dan memberi kepuasan pada pelangga. Biasanya pemilik membeli setanda pisang dengan harga 30-40 ribu pertandan (tergantung dalam satu tandan ada berapa sisir pisang). Dari setandan pisang biasanya pemilik mendapatkan laba sebanyak 40-60 bersih/ tandan.
3.      Manajemen kepegawaian (hak dan kewajiban pegawai, jml pegawai, nama-nama pegawai, job deskription, cara / sistem  kerja, waktu kerja, sistem penggajian)
a.       Hak dan kewajiban Pegawai
Pegawai di home industri pembuatan ceriping Pisang ini bisa bersifat tetap dan kadang bersifat lepas. Pemilik tidak pernah memforsir pekerjaan karyawannya. Pegawai jika ada pesanan dan ada bahan yang tersedia. Pemilik menerapkan prinsip santai tapi serius dan pasti. Jadi meskipun pegawai bekerja denga santai namun pesanan tetap terpenuhi, dan ceriping untuk stok tetap ada.

b.      Jumlah Pegawai dan Job deskription.
Jumlah pegawai ada 3 yang kadang bersifat tetap dan kadang bersifat lepas, tak jarang pemilik mengerjakan pesanan sendirian karena  pegawai memiliki urusan lain yang tidak dapat ditinggalkan. Untuk tugas masing-masing pegawai tidak tertentu. Atau kadang ditentukan dengan seberapa banyak pisang yang akan di buat pisang. Ada yang bertugas mencuci, menggoreng, dan mempacking ceriping pisang. Namun untuk proses mengupas dan memasah pisang dikerjakan sendiri oleh pemilik usaha.
c.       Waktu Kerja dan Sistem Penggajian
Waktu kerja tidak ditentukan oleh pemilik, namun biasanya pengerjaan pembuatan ceriping dikerjakan dari siang sampai sore hari. Untuk sistem penggajian, jika pegawai bekerja penuh dalam sehari akan digaji pada hari itu juga yaitu sebanyak Rp. 25.000,-/ hari.
4.      Manajemen pemasaran (strategi pemasaran : cara pemasaran, segmen pasar, target)
Industri rumah Tangga pembuatan Ceriping Pisang menggunakan sistem pemasaran dengan cara dipromosikan dari mulut kemulut oleh para pelanggan, selain itu pemilik juga sering mengikuti bazar agar masyarakat mengenal produknya. Selain itu pemilik juga sering di iklankan oleh kelompok usaha industri rumahan “UPPKS ANGGREK” 
5.      Pelayanan (uraian pelayanan, langsung / tidak langsung)
Untuk layanan pada pelanggan, pemilik akan melayani langsung pelanggan yang datang untuk membeli ceriping ataupun memesan ceriping.

6.      Kekuatan dan Kelemahan Usaha
Usaha ini memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan. Kekurangan dari usaha ini yaitu Omset tergantung dengan orderan karena menejemen pemasaran yang kurang luas, Sulit mendapat pemasok pisang karena belum ada suplier tetap. Omzet ramai pada bulan-bulan tertentu (misalnya ramai pada bulan-bulan orang banyak punya gawe dan saat lebaran) Kalau pesanan banyak kesulitan menambah tenaga kerja karena pegawai tidak tetap atau bersikap lepas. Kelebihan (kekuatan) dari usaha ini adalah karena proses mencuci dilaksanakan dua kali sehingga menjadikan Rasa ceriping yang  renyah sehingga sangat disukai pelanggan. Pemanis ceriping menggunakan pemanis alami (pemanis jenis 3T yang sudah teruji di dinas Kesehatan) Harga criping relatif murah (Rp.6000/200gr) sehingga sering di konsumsi untuk camilan, oleh-oleh dan sajian ketika lebaran.
BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Setiap usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh termasuk dengan membuka usaha rumahan ini akan mendatangan keuntungan yang banyak. Namun bukan hanya itu saja, dengan membuka usaha sendiri atau wirausaha akan mengurangi angka pengangguran. Turut membangun perekonomian nasional dengan tidak membebani pemerintah dan masyarakat. Serta meningkatkan produktivitas faktor-faktor produksi. Sebagaimana yang dilakukan oleh Ibu Haryanti. Beliau dengan sungguh merintis usaha pembuatan ceriping pisang dari nol. Hampir semua asam garam kehidupan wirausaha sudah beliau jalani, dari mulai laba besar sampai rugi besar sudah beliau jalani. Beliau menggunakan sistem pemasaran dengan cara dari mulut ke mulut sehingga pelanggan lebih yakin dengan produknya. Selain itu beliau juga sering mengikuti bazar atau pameran agar masyarakat ebih kenal dengan ceriping pisang produksinya. Selain itu beliau juga sering mengikuti seminar-seminar kewirausahaan unutk lebih meningkatkan softskill dan pengalamnya dalam menjalankan usaha yang beliau tekuni. Ketekunan dan keuletan dari berwirausaha sangat ditentukan dari motivasi dan kemampuan seseorang itu sendiri. Jika seseorang memiliki motivsi dan niat yang buat namun tidak memiliki kemampuan dalam bidangnya adalah merupakan hal-hal yang sia-sia. Begitu pula jika seseorang ahli dalam melakukan suatu hal namun tidak memiliki niat dan motivasi untuk memulai berusaha juga merupakan kemampuan yang tak berguna.
B.     Saran
Untuk pembaca yang budiman, semoga hasil pengamatn ini membawa banyak manfaat bagi para pembaca semua. Saran saya untuk pembaca dan untuk diri saya sendiri yaitu
Sebaiknya dari pada kita mencari pekerjaan atau bekerja sebagai karyawan. Lebih baik kita menciptakan lowongan pekerjaan sendiri dengan bekerja sebagai wirausaha agar dapat meningkatkan perekonomian nasional serta meningkatkan produktivitas produksi. Selain itu menjadi wirausaha dinilai lebih berpeluang dalam menghadapi MEA dan krisis moneter yang kapan saja bisa kita jalani.
Sekian hasil penelitian yang dapat saya laporkan, dalam penulisan laporan tentunya masih banyak tulisan yang perlu diperbaiki, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan masukan demi kemajuan pada tulisan selanjutnya.






























LAMPIRAN-LAMPIRAN
A.    Dokumentasi
gambar 1: pisang Gablog yang sudah tua
gambar 2: pisang dikupas lalu dipasah
gambar 3: pisang yang sudah dikupas dan yang sudah di goreng
gambar 4: ceriping pisang yang sudah jadi dan siap di pasarkan
gambar 5: proses wawancara dengan pemilik usaha

gambar 6: Foto Bersama dengan keluarga pemilik dan karyawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar