MAKALAH
“Konsep-Konsep
Kebudayaan ”
Disusun Guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Antropologi
Dosen Pengampu :Dr.Hj. Misbah Zulfa Elisabeth,M.Hum
Disusun oleh :
Siti
Ani Munasaroh 1501046002
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sejak zaman dahulu terdapat
keanekaragaman manusia dan kebudayaan dimuka bumi ini. Pada dasarnya kebudayaan
adalah proses adaptasi, karenanya ada yang berpendapat bahwa konsepsi tentang
kebudayaan ialah sebagai strategi adaptasi terhadap lingkungan mereka.
Sementara itu, keanekaragaman kebudayaan disebabkan oleh lingkungan tempat
tinggal mereka yang berbeda (environmental determinism). Meskipun pandangan
tadi tidak seluruhnya benar,tetapi sampai sekarang ada penilaian bahwa salah
satu penyebab dari keanekargaman kebudayaan juga disebabkan oleh faktor ekologi
( possiblism ).
Keselarasan hubungan manusia dengan
lingkungan fisik,bukan hanya dapat digunakan untuk mengembangkan daya dukung
alam, tetapi juga dapat digunakan sebagai pengembang diri manusia dan
masyarakat. Apabila ini terjadi, maka akan tercapai suatu keselarasan hubungan
antara alam dan manusia. Kondisi kebudayaan suatu bangsa dan tingkat
pembangunan yang diupayakan berada pada hubungan yang saling mempengaruhi.
Karena itu,keanekaragaman suku bangsa di Indonesia,telah memunculkan pula
terjadinya berbagai pola strategi adaptasi sosial budaya.
Pada makalah ini akan membahas lebih
lanjut tentang kebudayaan don konsep-konsep kebudayaan. Dimana terdapat banyak
tokoh yang menuangkan pandangannya kepada definisi kebudayaan itu sendiri.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan ?
2. Bagaimana Konsep Kebudayaan dan pandangan para ahli
tentang kebudayaan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kebudayaan
Istilah
kebudayaan atau Culture dalam bahasa Inggris,berasal dari kata kerja
dalam bahasa Latin colere yang berarti bercocok tanam (cultivation) dan dikalangan pemeluk
agama Kristen istilah cultura juga dapat diartikan sebagai ibadah atau
sembahyang (worship).Dalam bahasa Indonesia,kata kebudayaan berasal dari
bahsa sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari kata buddhi (budi
atau akal) dan adakalanya juga ditafsirkan bahwa kata budaya merupakan
perkembangan dari kata majemuk ‘budi-daya’yang berarti daya dari budi., yaitu
berupa cipta, karsa dan rasa. Karenanya ada juga yang mengartikan bahwa
kebudayaan merupakan hasil dari cipta,karsa dan rasa oleh manusia[1]
Jadi
dapat disimpulkan bahwa kebudayaan menunjuk pada suatu aspek kehidupan. Kata
itu meliputi cara-cara berperilaku,kepercayaan-kepercayaan,sikap-sikap dan juga
hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau suatu
kelompok penduduk tertentu. Agam Shinto dan Budha dan penghormatsan yang kuat
terhadap generasi tua seperti halnya dengan sumpit dan teater kabuki adalah
juga sebagian dari kebudayaan masyarakat Jepang. Manusia masing-masing
dilahirkan kedalam suatu kebudayaan yang bersifat kompleks dan kebudayaan itu
sangat berpengaruh terhadap cara hidup serta cara berlaku yang akan manusia
ikuti selama hidupnya.[2]
B.
Konsep
Kebudayaan
Ruang lingkup konsep kebudayaan
sangat bervariasi,dan setiap pembatasan arti yang diberikan akan sangat
dipengaruhi oleh dasar pemikiran tentang azas-azas pembentukan masyarakat dan
kebudayaan. Dalam antropologi ada yang menekankan
bahwa berbagai cara hidup manusia yang tercermin dalam pola-pola tindakan (action)
dan kelakuannya (behavior) merupakan aspek penting sebagai pembatas
konsep kebudayaan yang menekankan pada aspek belajar (learned behavior).[3]
Namun hal ini berbeda dengan
pandangan filsafat yang menempatkan kebudayaan pada hal yang bersifat metafisis
yang merujuk pada penempatan nilai sebagai aspek formal intrinsik.
Ia tidak bicara tentang bagaimana kebudayaan menjadi norma bagi tingkah laku
sehingga membentuk way of life ( satu hal yang menjadi objek kajian
antropologi) atau bagaimana kebudayaan dibentuk oleh representasi kuasa
pengetahuan ( objek kajian cultural studies ). Filsafat kebudayaan lebih
berhasrat menggali kebudayaan secara ontologi sehingga menemukan inti,jiwa atau
hakikat dari kebudayaan yang kemudian dibedakan dengan praktek di
masyarakat.Dari sini pendekatan filososfis berkepentingan untuk mengarahkan
kembali praktek kebudayaan kepada hakikatnya sehingga mengarah pada totalitas
kehidupan.[4]
C.
Pandangan Para Ahli Tentang Kebudayaan
Dalam kehidupan sehari-hari, orang
begitu sering membicarakan soal kebudayaan. Juga dalam kehidupan sehari-hari,
orang tak mungkin berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan. Setiap hari orang
melihat, mempergunakan, dan bahkan kadang-kadang merusak kebudayaan. Kebudayaan
sebenarnya secara khusus dan lebih teliti dipelajari oleh antropologi budaya.
Walaupun demikian seorang yang memperdalam perhatiannya terhadap sosiologi dan
karena itu memusatkan perhatiannya terhadap masyarakat, tak dapat menyampingkan
kebudayaan dengan begitu saja. Karena didalam kehidupan nyata, keduanya tak
dapat dipisahkan dan selamanya merupakan dwitunggal (Syani, 2002).
Ruang lingkup kajian budaya sangat
luas dan hal ini kemudian membuat sejumlah ahli mencari arti kebudayaan. Diantaranya
yaitu:
1. Koentjaraningrat mendefinisikan budaya merupakan
keseluruhan sistem gagasan,tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar.
2. Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi :Kebudayaan
berarti semua hasil karya,rasa dan cipta oleh masyarakat.
3. Ki
Hajar Dewantara, Menurut beliau kebudayaan adalah buah budi manusia atau hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat,yakni zaman dan alam yan berupa
bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran
didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
4. Drs. Moh Hatta: menurutnya kebudayaan adalah ciptaan
hidup dari suatu bangsa
5. R.Seokmono :pengertian kebudayaan adalah segala hasil
usaha dari manusia,baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dalam
kehidupan,
6. Parsudi
Sumarlan : Kebudayaan adalah sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan
pengalamannya.serta menjadi landasan bagi tingkah lakunya.
7. E.B.
Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks
meliputi pengetahuan,kepercayaan, kesenian, hukum, moral adat dan berbagai kemampuan
serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota dari suatu masyarakat.
8. A.R.Kroeber
dalam bukunya yang berjudul Culture : A Critical Review Of Concepts
Definitions,menyampaikan bahwa yang dimaksud dengan kebudayaan adalah
keseluruhan pola-pola tingkah laku dan pol-pola bertingkah laku baik secara
eksplisit maupun implisit yayng diperoleh dan diturunkan melalaui simbol yang
akhirnya mampu membentuk sesuatu yang khas dari kelompok-kelompok
manusia,termasuk perwujudan dalam benda-benda materi.dalam hal ini sruktur
sosial hanya dianggap sebagai salah satu segi dari masyarakat.
9. J.J.Honigman
(1954) membedakan ada fenomena kebudayaan atau wujud kebudayaan yaitu sistem
budaya (sistem nilai,gagasan, dan norma-norma),sistem sosial (kompleks
aktivitas dan tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat) dan artefak atau
kebudayaan fisik. Selain
itu, C.Kluckhon juga mengatakan
bahwa setiap kebudayaan makhluk manusia juga terdapat unsur-unsur yang bersifat
universal yang meliputi : sistem organisasi sosial,sistem mata pencaharian
hidup, sistem teknologi, sistem pengetahuan, kesenian, bahasa, dan religi.
10. C.Wissier
dan A. Hobel secara mirip mengartikan kebudayaan sebagai perbuatan yang pada
dasarnya merupakan insting yang selanjutnya dimodifikasi dan dikembangkan
melalui proses belajar.
11. R.Linton
mengemukakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku yang
unsur-unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota dari masyarakat
tertentu.
12. Harsojo (1980:66) menemukan inti kebudayaan sebagai berikut
:
a.
Kebudayaan
yang terdapat diantara umat manusia itu sangat beraneka ragam.
b.
Kebudayaan
itu didapat dan diteruskan secara sosial dan dengan pelajaran.
c.
Kebudayaan
itu terjabarkan dari komponen-komponen biologis,psikologisdan sosiologis dari
eksistensi manusia.
d.
Kebudayaan
itu terstruktur.
e.
Kebudayaan
itu terbagi dalam beberapa aspek.
f.
Kebudayaan
itu dinamis.
g.
Nilai-nilai
dari dalam kebudayaan itu relatif.
13. Roucek
dan warren mengatakan bahwa kebudayaan itu bukan saja merupakan seni dalam
hidup,tetapi juga benda-benda yang terapat disekeliling manusia yang dibuat
oleh manusia.maka dari itu mereka mendefinisikan kebudayaan sebagai cara hidup
yang dikembangkan oleh sebuah masyarakat guna memenuhi keperluan dasarnya untuk
bertahan hidup.
14. Herkovits dan Malinowski memberikan definisi
kebudayaan sesuatu yang super organik. Karena kebudayaan yang turun temurun
dari generasi ke generasi tetap hidup terus menerus dan berkesinambungan.
Meskipun orang-orang yang hidup menjadi anggota masayarakatnya silih berganti disebabkan
oleh irama kematian dan kelahiran.
15. Hasan Syadily mengemukakan bahwa kebudayaan
berarti keseluruhan dari hasil manusia yang hidup bermasyarakat,berisi
aksi-aksi terhadap dan oleh sesama manusia sebagaian anggota masyarakat yang
merupakan kepandaian,kepercayaan, kesenian, moral hukum, adat istiadat dan
lainnya.
16. C.Kluchkohn mengemukakan batasan bahwa
kebudayaan itu adalah seluruh cara hidup suatu masyarakat.
17. Abdul
Syani mengemukakan tiga hal yang terkandung dalam kebudayaan yaitu : pertama, kebudayaan hanya dimiliki oleh
masyarakat manusia,kedua kebudayaan
yang dimiliki oleh manusia itu diturunkan melalui proses belajar dari tiap
individu dalam kehidupan masyarakat,ketiga
kebudayaan merupakan pernyataan perasaan dan pikiran manusia.
18. Sudikin,
Basrowi, dan Agus Wijaya mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem
gagasan,tindakan dan hasil karya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan
cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.
19. Syani
(2002) mengemukakan, bahwa kebudayaan adalah hal yang kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,hukum,adat istiadat dan
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Dengan kata lain,kebudayaan mencakup kesemuanya yang
didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
[1] Dr. Hari
Poerwanto. Kebudayaan dan Lingkungan
dalam Perspektif Antropologi, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010) hlm
51-52
[2]Dr.Hj. Misbah Zulfa
Elisabeth,M.Hum. Antropologi Kajian Budaya dan dinamikanya. (Semarang :
CV.Karya Abadi,2015) hlm 53
[3] Dr. Hari
Poerwanto. Op.cit hlm 51
[4] Syaiful Arif, Refilosofi
Kebudayaan.( Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA, 2010) hlm 36
Tidak ada komentar:
Posting Komentar